- Makanan pokok (pangan pokok) merupakan salah satu kebutuhan primer manusia.
- Banyak varian makanan pokok yang dapat dikonsumsi manusia.
- Perilaku konsumsi pangan masyarakat dilandasi oleh kebiasaan makan(food habit) yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga melalui proses sosialisasi yang panjang.
- Kabupaten Gunungkidul dahulu kala makanan pokok mayoritas adalahThiwul, namun seiring program swasembada berast ahun 80-an ditambah Raskin (sampai sekarang) thiwul semakin ditinggalkan.
- Potensi pangan pokok selain beras dapat dikembangkan melalui produk antara (tepung) Ubikayu, Jagung, Pisang, Sukun, Labu Kuning dll. Produksi Ubikayu Gunungkidul kurang lebih 1 jita ton per tahun
- Program Pusat Diversifikasi re-diversifikasi Pangkin MP3L ( Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal) tahun 2012 percontohan berada di Kabupaten Gunungkidul.
MODEL PENGEMBANGAN
Klaster Penghasil Produk Antara (Tepung)
Klaster ini menghasilkan produk antara berupa tepung casava/mocaf (bahan baku Mie dan Thiwul) antara lain : CV Makmur Lestari Paliyan, Asosiasi Ubi kayu Tepus, dan kelompok2 lainnya
Klaster Penghasil Mie
Kering dan Thiwul Instan
UKM Putri 21 Playen Sumberjo, Ngawu Playen dan UKMSedyo Mulyo Candirejo, Semanu
Sampai saat ini (2014)
Produk yang telah dihasilkan UKM Putri 21 melalui MP3L adalah Mie kering (Mie Ayo) dan Mie Mocaf (rendah gluten). Mie Mocaf dan mie ayo telah memperoleh pasar yang cukup lumayan yaitu di sekitar yogyakarta, Jakarta, Depok dll.
Produk UKM Sedyo Mulyo berupa thiwul instan beraneka rasa juga teleh memperoleh pasar yang cukup bagus dan menjanjikan yaitu di pusat2 oleh-oleh di DIY dan beberapa di Bali dan Jakarta.
Kegiatan tersebut perlu terus dikembangkan baik kualitas maupun kuantitas (produk dan pelaku) sehingga dengan demikian akan mampu meningkatkan nilai tambah petani ubi kayu di Kabupaten Gunungkidul. Peningkatann kualitas dan kuantitas tersebut akan mudah tercapai apabila didukung oleh semua pihak baik pendanaan, kebijakan, regulasi dan komitmen.