Salah satu metode dalam mengembangkan kapasitas pelaku utama dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh petani (Farmers Managed Extension Activities/FMA). FMA dirancang sebagai wahana pembelajaran bagi petani untuk mengubah perilaku, pola pikir, dan sikap petani dari petani subsisten tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis melalui pembelajaran yang berkelanjutan dengan pendekatan belajar sambil berusaha (learning by doing).
Kegiatan pembelajaran dalam FMA menitikberatkan pada pengembangan kapasitas manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelaku utama dalam melaksanakan pembelajaran agribisnis berbasis inovasi teknologi.
PENYUUSNAN PROPOSAL FMA
ASPEK-ASPEK DALAMPENYUSUNAN PROPOSAL FMA- Kegiatan yang diusulkan merupakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan agribisnis dan komoditi unggulan wilayah;
- Kelayakan dari segi teknis dan keuangan, serta manfaat dari kegiatan yang diusulkan dalam proposal;
- Kesesuaian dengan persyaratan untuk memperoleh dana FMA;
- Aspek lingkungan yang tidak membahayakan (ramah lingkungan);
- Manfaat bagi petani perempuan, pemuda tani dan kelompok yang terpinggirkan.
- Proposal FMA harus berdasarkan hasil Kajian Agribisnis Pedesaan dan Rencana Usaha Agribisnis Berkelompok;
- Proposal FMA harus mengacu pada Programa Penyuluhan Desa/Kecamatan/Kabupaten dengan memperhatikan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan sebelum proposal diajukan;
- Merupakan kegiatan prioritas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan petani. Perhatikan tingkat adopsi petani terhadap materi pembelajaran;
- Ada kontribusi petani/kelompoktani/gapoktan/organisasi petani dalam pelaksanaan pembelajaran;
- Diperhatikan kesiapan dan kemampuan penyuluh swadaya dalam memfasilitasi pembelajarannya termasuk kesiapan kelompok belajar/kelompok tani/gapoktan/organisasi petani dalam melaksanakan kegiatan;
- Kegiatan-kegiatan yang berorientasi kepada kebutuhan dan mendorong partisipasi petani laki-laki dan perempuan;
- Kesesuaian dengan kalender musim dan tidak merusak lingkungan;
- Ada analisa keuangan setiap jenis pengeluaran yang dibutuhkan untuk kegiatan, agar dicapai penggunaan biaya sehemat mungkin;
- Tidak menggunakan dana untuk menambah pendapatan seperti uang saku, transport di desa dan honor PNS;
- Ada keyakinan bahwa setelah kegiatan dilaksanakan, akan dapat memecahkan masalah yang dihadapi serta berakibat pada peningkatan pendapatan, kelestarian lingkungan dan/atau pengarusutamaan jender;
- Adanya rencana pemanfaatan hasil