Minggu, 16 Desember 2018

PUTHULKU



PENANGKAPAN PUTHUL UNTUK GAYA HIDUP LEBIH SEHAT
Gunungkidul  Desember 2018

Assalamualaikum wr wb
Semoga kita  selalu dalam lindungan Alloh SWT dan selalu pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan ke[pada kita semua.  Saya akan menuliskan tentang Puthul dengan  beberapa cuplikan tulisan terdahulu dan perhitungan dengan  asumsi beserta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Gunungkidul dengan berbagai pengalaman pribadi saya sebagai penikmat Puthul.

Hama uret yang paling merugikan pada fase larva karena pada fase ini aktif  menyerang perakaran tanaman padi. Gejala serangan yang ditimbulkan hama uret yaitu tanaman padi kelihatan layu dan tanaman mudah dicabut karena sebagian atau seluruh akar dimakan.
Hama uret merupakan Famili Scarabaeidae Sub Famili Melolonthinae dari ordo Coleoptera yang mempunyai siklus hidup sempurna (metamorfose sempurna) dari telur, larva (uret), kepompong dan serangga dewasa/kumbang (puthul).
Salah satu spesies uret yaitu Phyllophaga helleri (puthul, katimumul -Jabar):
Imago mempunyai panjang tubuh 1,2 – 1,4 cm. Warna merah coklat. Jumlah telur antara 15 – 60 butir.  Fase Uret ada pada kedalaman 5 – 20 cm. Telur menetas menjadi uret bersamaan dengan perkecambahan Padi  Gogo. Uret muda memakan  humus. Merusak tanaman Padi, Jagung, Kacang Tanah,  Cabe dan tanaman budidaya lainnya.

SIKLUS HIDUP URET


Puthul meletakkan telur ke tanah pada kedalaman 5 - 20 Cm  (1 – 2 minggu) dengan ukuran kecil berwarna putih bening. Telur diletakkan pada tempat yang sesuai dengan kebutuhan uret sehingga uret dapat berkembang dengan baik, yaitu tempat yang banyak mengandung bahan organik, banyak seresah dan tanah yang remah. Telur menetas dalam waktu 1- 2 minggu.
Fase Uret (4 – 6 bulan)sangat merugikan karena aktif merusak akar tanaman. Setelah telur menetas, uret kecil mulai aktif makan bahan organik atau seresah selama 1 - 2 minggu. Uret mulai menyerang akar tanaman padi pada umur 2 minggu sehingga tanaman layu. Saat aktif menyerang, uret ada pada posisi bagian punggung di bawah dan dalam keadaan tidak aktif posisi punggung uret di bagian atas. Setelah umur cukup, uret menuju kedalaman tanah kurang lebih 10-30 Cm dan biasanya ditemukan pada pinggiran pematang. Lamanya uret dalam tanah, berkisar kurang lebih 4 - 6 bulan. Bila situasi tidak menguntungkan misal suhu tidak sesuai atau sangat kering, uret dapat mengalami proses inaktif yang disebut berdiapause. Uret merusak  dengan cara memakan bagian akar, pangkal batang pada saat fase vegegatif tanaman karena tanaman masih empuk.Tanaman yang terserang memperlihatkan gejala kelayuan pada tanaman dan  mudah dicabut karena akar sebagai penahan telah dimakan uret.

Biasanya kepompong (2 bulan) dapat ditemukan pada saat musim tanam berikutnya di dalam tanah pada kedalaman 15-30 Cm. Kepompong dapat bertahan dalam tanah sampai umur 2 bulan. Setelah adanya kelembaban yang cukup, larva inaktif dan kepompong akan berkembang menjadi puthul.

Puthul akan muncul (selama 1 bulan) pada kondisi kelembaban yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan kepompong. Kondisi kepompong belum aktif dapat ditemukan pada tanah kedalaman 20-30 Cm. Pada kondisi kelembaban yang cukup, kepompong akan berubah menjadi puthul sehingga pada hujan pertama dengan curah hujan yang cukup lembab, puthul akan keluar untuk terbang mencari pasangannya untuk kawin. Pada musim penghujan pertama, merupakan pesta-pora bagi hama puthul untuk kawin, setelah itu meletakkan telur pada tanah-tanah yang gembur. Umumnya umur puthul kurang lebih 30 hari dan biasanya aktif pada malam hari antara pukul 18.00-20.00.


                                          Siklus hidup Uret

CARA PENGENDALIAN
Prinsip dalam pengendalian hama uret dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memadukan berbagai teknik pengendalian yang disesuaikan kondisi setempat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, ekologis,ekonomis dan sosial dengan cara:
1.      Pengolahan Tanah
Melakukan pengolahan tanah dengan kedalaman 30 Cm sehingga larva yang berdiapause dan kepompong dapat keluar,dikumpulkan serta dimusnahkan sehingga akan mengurangi populasi hama uret. Di samping itu hama uret akan terkena alat pengolah lahan dan kena sinar matahari sehingga akan mati.

2.      Penggenagan
 Melakukan penggenangan lahan persawahan pada saat banyak hujan dengan membuat pematang untuk menampung air yang ada pada persawahan. Dengan adanya air di persawahan, uret di dalam tanah akan mati. Di samping itu pada lahan persawahan ditaburi kapur.
3.      Budidaya yang baik
Melakukan budidaya tanaman yang sehat dengan pemupukan mengandung unsur N,P dan K sehingga kondisi tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dengan demikian ketahanan tanaman akan kuat sehingga kurang disukai uret.
4.      Menggunakan agensia Hayati
Menggunakan agensia hayati Metharizium sp. untuk mengendalikan uret yang terdapat dalam tanah.

5.      Penggunaan Pestisida konvensional
Penggunaan pestisida yang biasa digunakan salah satu contoh adalah Karbofuran (Penulis tidak menganjurkan untuk digunakan )
Pernahkah anda menggunakan karbofuran?
Jika furadan?
Furadan biasanya digunakan untuk mengantisipasi tanaman yang terserang serangga seperti semut, uret dan nematoda lainnya. Semut yang membentuk koloni dan sarang biasanya membuat daun menjadi keriput dan tanaman tampak tidak sehat. Penanggulangannya biasa dilakukan dengan menaburi furadan di sekitar akar tanaman. Lalu, apa hubungan Furadan dan karbofuran? Karbofuran adalah salah satu pestisida karbamat (pestisida yang mengandung gugus karbonat) yang sangat beracun, karbofuran juga biasa di kenal dengan nama furadan.


Karbofuran ini digunakan untuk mengendalikan serangga di berbagai tanaman dalam pertanian seperti  padi, jagung, dan kedelai.
Karbofuran ini digolongkan kedalam insektisida sistemik, yang maksudnya insektisida ini diserap melalui akar tumbuhan kemudian didistribusikan ke seluruh organ tumbuhan di mana konsentrasi insektisida tercapai. Karbofuran juga memiliki aktivitas kontak terhadap hama. Namun, ternyata karbofuran ini sulit terurai d dalam tanah dan sifat racunnya tetap berbahaya. Bahkan, cacing yang memakan serpihan daun yang masih mengandung karbofuran pun ikut mati. Lebih bahayanya lagi, jika termakan oleh manusia bisa terakumulasi menyebabkan kanker.

6.      Penangkapan Masal  (Nyuluh Puthul)
Penangkapan massal dimulai saat musim penghujan pertama yaitu pada kondisi kelembaban yang cukup untuk perkembangan kepompong menjadi puthul. Penangkapan puthul (nyuluh Puthul) dilakukan sekitar pukul 17.45 s/d 18.15  saat itu puthul mulaii keluar dan kawin (berpasangan) menempel di berbagai tanaman di sekitar sumber puthul berada. Menurut pengalaman Puthul banyak terdapat di sekitaran sungai, sawah dan telaga yang pada saat musim kemarau di lokasi-lokasi tersebut masih ada tanaman yang hijau seperti rumput pematang, rumput gajah dan tanaman lainnya.
Nyuluh puthul saat jam yang tepat (18.45-18.15) akan dapat menangkap lebih banyak karena purhul keluar dari persembumyiaannya biasanya mengumpul berpasangan di seputaran lokasi tersebut dengan waktu yang singkat sekitar 15 – 30 menit (nempel pada bagian tanaman apa saja pada ketinggian 50 cm s/d 2 meter), setelah itu puthul akan  pisah dan terbang menjauh dari lokasi untuk makan di dedaunan yang disukai (Tayuman, pohon pisang, jambu mete dll pada ketinggian 1 s/d 3 meter)dan pagin hari akan bersembunyi kembali di tanah.
Hasil tangkapan Puthul diolah dengan digoreng dengan bumbu sesuai selera dan dimakan bersama nasi atau pun bisa untuk camilan teman wedangan kopi atau teh.
di samping dapat juga dipergunakan sebagai makanan. Cara tersebut sangat efektif dan efisien dalam mengendalikan hama uret karena murah dalam pengendalian dan puthul yang tertangkap sangat banyak.



PEMBAHASAN

Beberapa jenis Pengendalian yang disebutkan di atas antara laim :
1.       Pengolahan tanah di Gunungkidul sudah biasa dilakukan tetapi perlu pengendalian yang lainnya,
2.       Penggenangan air untuk sebagian besar di wilayah gunungkidul adalah lahan kering, hanya bisa dilakukan pada lahan persawahan atau pada lahan kering dengan curah hujan yang memadahi dan perlakuan ini hanya berlaku untuk tanaman padi, sedang tanaman yang lain seperti jagung, kedele dan hortikultura tidak bisa diterapkan.
3.       Penerapan prinsip budidaya yang baikl (Good Agricultural Practices)
4.       Pembuatan agensia hayati memerlukan ketrampilan dan keahlian khusus yang harus dimiliki petani.
5.       Penggunaan Insektisida kimia saat ini sesuai tuntutan perkembangan gaya hidup yang lebih sehat harus dikurangi.
6.       Penangkapan Puthul (Nyuluh Puthul)
Dari hasil survey kasar yang dilakukan oleh penulis, gerakan nyuluh puthul yang dilakukan selama musim hujan ini berlangsung sekitar 20 hari melibatkan kurang lebih 50 orang (tempat berpencar) pada seputaran lahan sekitar 100 hektar  dapat menangkap puthul stengah s/d satu botol air mineral 1 liter dengan perkiraan isi 500-1000 ekor puthul .
Apabila dihitung rata-rata puthul yang tertangkap selama 20 hari oleh 50 orang maka puthul akan tertangkap sekitar : (20 x 50 x (500+1000)   = 750.000 ekor puthul
                                                                                        2
Apabila 1 ekor Puthul bertelur sekitar 35 butir maka 50 orang tersebut dapat mengendalikan potensi hama uret sebanyak 35 x 750,000 = 26.250.000 ekor uret.
Satu ekor uret bisa mengganggu sampai mematikan satu rumpun tanaman padi sehingga penangkapan puthul tersebut bisa menekan jumlah uret sebesar 26,25 juta puthul, dan apabilla diasumsikan seluruh uret tersebut menyerang tanaman padi maka 26,25 juta rumpun akan terganggu. Apabila pertanaman padi menggunakan metode jajar legowo 2:1 dengan jarak  tanam 20x10x40 maka per hektar terdapat tanaman padi 330 ribu rumpun, sehingga 26,25 juta rumpuns etara dengan pertanaman padi seluas 79,5 hektar.
Seandainya produktivitas per  hektar padi tersebut menghasilkan 5 ton makan pada lahan 79,5 hektar akan menghasilkan 397,7 ton dan jika diujudkan dalam bentuk uang (Rp.5.000,-/Kg)  à Rp. 1,988.000,000,- (hampir 2 Milyar).


KESIMPULAN

Nyuluh puthul ternyata  dapat mengurangi penggunaan pestisida (menekan biaya) juga dapat menekan pengurangan hasil yang cukup siknifikan à Gila ndak kalo begitu??
Puthul dimakan enak (meski extrim) juga dapat menekan kerugian petani juga. Kecuali itu nyuluh puthul menyenangkan dan sambil berolahraga.

TAHUN DEPAN KITA NYULUH PUTHUL LAGI YA KAWAN !!!!!!

Wassalamualaikum wr wb


Daftar Pustaka
1.  Tjahyadi, Nur. 1999. Hama & Penyakit Tanaman.
2.  Web : http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/akibat-dan-pengendalian-hama-uret.html